Menurutnya, hal itu dapat dicapai ketika pemuda-pemudi di desa mendapatkan pendidikan politik yang lengkap. Pendidikan politik yang tidak hanya mengajarkan bagaimana cara mencoblos, tetapi lebih kepada memberi pemahaman kepada pemuda bahwa pilihannya itu akan mempengaruhi kehidupannya selama lima tahun ke depan.
“Berikan pemahaman kepada generasi muda di desa, bahwa hasil dari pilihannya itu akan berdampak kepada keuangan mereka, pekerjaan, kesehatan, pendidikan, ataupun hak mereka dalam bersuara,” pungkasnya.
Dikatakannya, mendidik generasi muda agar memiliki kesadaran politik yang baik dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi politik, memberikan pengetahuan tentang mengawasi dan mengevaluasi kinerja pemerintah, dan memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban atau peran dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Selain itu, perlu juga memberikan kesadaran kepada para generasi muda di desa tentang pentingnya berpolitik dengan cara yang baik dan tidak menganut praktek-praktek yang ilegal atau melanggar undang-undang.
“Dengan begitu, diharapkan pemuda-pemudi di desa dapat terlibat dalam kegiatan politik yang positif dan berkontribusi membangun Indonesia, khususnya Kabupaten Purwakarta,” pungkasnya.
Menjaga kestabilan politik di Indonesia khususnya di Purwakarta, menurut Vickor merupakan tanggung jawab semua warga negara, termasuk pemuda-pemudi yang ada di desa.
Dengan pendidikan politik yang baik, lanjutnya, generasi muda di desa akan memiliki kesadaran politik yang baik serta mampu berpartisipasi dalam kegiatan politik yang baik juga.