JABARNEWS | PURWAKARTA – Siang itu semerbak aroma harum nan sedap kaldu ayam kecap menyebar di satu persimpangan Desa Babakan Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Aroma itu berasal dari warung sederhana milik Pak Ikin (69), seorang pedagang mie ayam yang sedang meracik semangkuk mie ayam lezat kepada pelanggannya.
Pak Ikin bukanlah sekedar seorang pedagang mie ayam, ia adalah sosok yang peduli dan penuh harapan terhadap masa depan desanya. Warungnya yang terletak di persimpangan jalan menjadi saksi bisu dari berbagai perubahan dan dinamika sosial yang terjadi di Purwakarta.
Di sekitar warung mie ayamnya, berdiri tegak baliho-baliho para bakal calon Bupati Purwakarta yang memperkenalkan siapa-siapa saja yang akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah 2024 (Pilkada 2024). Baliho-baliho itu terlihat mencolok dengan wajah tersenyum para bakal calon bupati, slogan dan janji-janji kampanye yang menjanjikan masa depan Purwakarta yang lebih baik.
Layaknya aroma harum racikan mie ayam Pak Ikin yang mengundang pelintas jalan untuk mampir dan menikmati semangkuk mie ayam lezat, baliho para bakal calon Bupati Purwakarta pun seolah mengajak siapa saja yang lewat di persimpangan jalan itu untuk memilihnya dalam kontestasi Pilkada Purwakarta 2024 mendatang.
Bagi Pak Ikin, baliho para bakal calon Bupati Purwakarta itu bukan hanya tanda bahwa pesta demokrasi untuk masyarakat Purwakarta sudah di depan mata.
“Bagi saya, baliho-baliho itu adalah sebuah harapan besar untuk pembangunan Purwakarta agar lebih baik, terutama bagi desa ini,” gumamnya sambil menatap ke arah salah satu baliho bakal calon Bupati Purwakarta, Sabtu (18/5/2024).
Namun kadang kala janji-janji manis yang tertera pada baliho dan diucapkan saat kampanye hanya tinggal janji setelah mereka terpilih.
Tetapi ia tetap percaya bahwa masa depan desanya bisa lebih baik jika pemimpin daerah yang terpilih benar-benar memiliki komitmen yang kuat untuk membangun. Itulah yang membuat Pak Ikin selalu berhati-hati dalam menentukan pilihan.
Pak Ikin pun menyadari bahwa kemajuan desanya tidak hanya bergantung pada semangat warganya, tetapi juga pada kebijakan dan keberpihakan seorang pemimpin daerah. Ia juga paham betul, bahwa perubahan positif tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama.
Pak Ikin yang sudah lebih dari sepuluh tahun mengais rezeki di tempat itu, sering berbincang dengan para pelanggannya tentang harapan akan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desanya.