Pada masa lalu, penduduk Desa Paimahan diketahui memiliki kehidupan yang damai di bawah kepemimpinan Kuwu Jaksa. Kuwu Jaksa adalah seorang Abdi Dalem Keraton Kasepuhan Cirebon yang ditunjuk sebagai tetua di daerah tersebut.
Akan tetapi, kedamaian yang dirasakan warga Desa Paimahan mulai terusik akibat ulah perampok dari daerah lain. Rumah warga yang saat itu terbuat dari bambu dan beratap alang-alang kerap jadi sasaran pembakaran oleh para perampok.
Kuwu Jaksa yang tak tega melihat kehidupan penduduknya akhirnya memutuskan mengajak mereka pindah dari Paimahan ke sebelah utara Sungai Cipogor.
Para penduduk Desa Paimahan tersebut kemudian mendirikan sebuah pemukiman baru yang disebut Desa Tarikolot.
Nama Tarikolot kemudian berganti dengan Desa Wano, yang dalam bahasa Sunda artinya hutan. Pasalnya, pada masa itu, wilayah Desa Wano memang dikelilingi hutan dengan berbagai pohon raksasa. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News