Herbal untuk Mengatasi Hipertensi dan Kolesterol

Ilustrasi Hipertensi dan Kolesterol. (Foto: Shutterstock).

Penulis: Desy Muliana Wenas (Dosen Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional)

Penyakit degeneratif adalah gangguan kesehatan yang dapat mempengaruhi fungsi organ atau jaringan dimana hal tersebut akan berdampak pada penurunan Kesehatan. Manula memiliki organ-organ tubuh yang lengkap namun fungsinya yang menurun, penurunan fungsi organ erat kaitannya dengan usia yang semakin tua. Semakin tua seseorang akan lebih besar berpotensi mengalami penyakit degeneratif.

Baca Juga:  WhatsApp Story, Sebagai Media Social Sharing Bagi Ibu Rumah Tangga

Penyakit degeneratif yang banyak terjadi, di antaranya Hipertensi, penyakit Jantung Koroner, Stroke, Osteoporosis, Hiperkolesterol. Penyakit degeneratif apabila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan resiko penyakit lainnya sehingga semakin memperburuk kondisi penderita.

Hipertensi adalah masalah kesehatan dunia yang merupakan penyebab utama kematian di negara maju maupun negara berkembang. Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti jantung, dan stroke.

Baca Juga:  Keajaiban Dunia PPDB: Cuci Raport hingga Pemalsuan Prestasi

Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia WHO menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen pada tahun 2025. Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi.

Baca Juga:  Waspada Penyakit Hipertensi, Pemkot Bandung Bongkar Kasus Hipertensi di Kota Bandung

Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.