Herbal untuk Mengatasi Hipertensi dan Kolesterol

Ilustrasi Hipertensi dan Kolesterol. (Foto: Shutterstock).

Kolesterol merupakan lemak yang dapat ditemukan pada semua sel dalam tubuh. Kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah umumnya dikarenakan pola makan yang kurang sehat, terutama banyak konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans.

Untuk itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan profil lipid secara rutin guna mencegah perkembangan penyakit kronis yang bisa disebabkan oleh kondisi tersebut. Kolesterol tinggi yang tidak dikendalikan akan berdampak bahaya bagi kesehatan. Kolesterol tinggi bisa menyebabkan aterosklerosis, dimana penumpukan plak terjadi di dinding pembuluh darah arteri.

Baca Juga:  Ingin Nikmati Hidangan Lebaran Tapi Takut Kolesterol Naik? Jangan Risau, Ini Tips dari Dokter

Jika aterosklerosis terjadi pada pembuluh darah arteri yang memasok darah ke jantung (arteri koroner), mungkin akan merasa nyeri dada (angina) dan gejala penyakit jantung koroner lainnya. Seiring waktu, plak bisa pecah dan menyebabkan gumpalan darah terbentuk di permukaan plak. Jika gumpalan darah cukup besar, hal ini bisa menghalangi aliran darah ke jantung dan membuat otot jantung kekurangan oksigen.

Baca Juga:  Hari Pajak Nasional: Pendapatan Pajak Naik Dalam 3 Tahun, Indikator Kemajuan Atau Kumunduran?

Gejala yang dirasakan jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati dapat menimbulkan gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas dan gelisah. Hipertensi yang terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, jantung, ginjal dan otak sehingga dapat merusak mata. Pengobatan hipertensi dilakukan untuk menurunkan tekanan darah hingga mencapai tekanan darah normal atau mendekati normal.

Baca Juga:  Dampak Kekosongan Posisi Wakil Wali Kota Bandung Terhadap Kebijakan

Terapi pengobatan hipertensi seharusnya juga meminimalkan faktor resiko penyebabnya seperti mengurangi obesitas, menurunkan lemak darah, mengurangi asupan garam, meninggalkan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Dalam sistem pengobatan konvensional, biasanya obat-obatan yang digunakan adalah obat yang dapat meningkatkan pengeluaran urine (diuretika) dan atau obat-obat vasodilator.