Penderitaan Gaza Belum Berakhir, Sampai Kapan Kaum Muslim Berdiam Diri?

Nasri Vera ST
Nasri Vera ST. (foto: istimewa)

Para pemimpin muslim tak peduli, bahkan menjadi antek musuh Islam dengan menormalisasi hubungan dengan israel. Inilah gambaran rusuknya kepimpinan dunia Islam saat ini. Mereka menganggap ini masalah kebangsaan. Sekat nasionalisme sangat tercium di dunia politik publik internasional. Ide nasionalisme sudah mengakar di Negeri-negeri muslim sehingga tidak terbersit di pemikiran mereka untuk membela saudaranya di Palestina.

Baca Juga:  34 Narapidana Terorisme Lakukan Ikrar Setia Pada NKRI di Lapas Gunung Sindur

Seharusnya Negara-negara tetangga mampu mengambil langkah pengiriman militer untuk membantu pejuang militer Palestina dan akan menjadi langkah yang strategis.

Namun kecintaan para penguasa terhadap kekuasaan nya di Negaranya sehingga enggan untuk bersatu atas dasar satu akidah yaitu Islam.

Baca Juga:  Muktamar VI IPPI: Aktualisasi Kader Dakwah dan Intelektual

Hadist Rasulullah Saw. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakitnya”.(HR Bukhari dan Muslim).

Demikianlah ketika penderitaan yang dirasakan muslim di Gaza seharusnya dirasakannya juga oleh kaum muslim di belahan dunia lainnya. Seharusnya para pemimpin Islam memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang menjadi tandingan di kancah Internasional. Namun hal ini tidak terjadi karena sistem rusak kapitalisme telah membuat pemimpin Negeri-negeri Islam dan umat Islam tidak peduli pada muslim di Gaza. Sikap individualis telah meracuni mereka.

Baca Juga:  Indonesia Benar-Benar Merdeka, Jika Bebas dari Kejahatan Korupsi