“Kompetisi pemilu pada akhirnya kompetisi duit, bukan kompetisi gagasan. Kan ini tidak sehat dalam demokrasi,” tandasnya.
Selanjutnya Hamzah juga menilai bahwa fenomena gadai SK ini mengonfirmasi bahwa profesi sebagai anggota dewan lebih dianggap sebagai bisnis dibandingkan sebagai pengabdian kemanusiaan.
“Mindset para politisi pada akhirnya menganggap jadi anggota DPR sebagai lapak bisnis, bukan kerja-kerja kemanusiaan,” tegasnya.
Hamzah menyebutkan bahwa para anggota dewan melihat lembaga DPRD layaknya perusahaan tempat mencari pekerjaan, yang menurutnya merupakan pandangan yang keliru dan berbahaya bagi keberlangsungan demokrasi.
“Ini jelas keliru. Bahaya besar bagi demokrasi,” tandasnya.(red)