JABARNEWS | BANDUNG – Ledakan besar memporak-porandakan Beirut Libanon, Selasa (4/8/2020) sore, tepatnya dipelabuhan terdengar suara keras dan kepulan asap yang sangat besar.
Peristiwa ledakan tersebut seolah mengingatkan kembali dengan kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Tidak sedikit saksi kejadian mengatakan ledakan itu terndengar hampir di seluruh kot, dan Memekakan telinga.
“Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional,” ujar Gubernur Beirut Marwan Abboud, dikutip, Selasa (04/08/2020).
Dalam ledakan di Beirut tersebut, sebanyak 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka di seantero ibu kota dalam insiden tersebut.
Pihak berwenang juga menyampaikan korban tewas dan luka-luka masih dapat terus bertambah menyusul evakuasi dan penyelamatan yang masih berlangsung.
Sementari, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan penyebab ledakan tersebut disinyalir disebabkan karena 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.
Diab menambahkan bahwa pupuk itu disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.
“Memicu bencana alam dalam setiap arti,” kata dia dilansir dari AFP.
Diab menegaskan bahwa Pemerintah Lebanon segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut.
“Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya,” janji Diab.
Sebelumnya, Kepala Keamanan Umum Abbas Ibrahim mengatakan, pihaknya mengamankan “material berdaya ledak tinggi” beberapa tahun sebelumnya. (Red)