JABARNEWS | PURWAKARTA – Ii Somantri (47) rela mengosongkan kandang ternaknya untuk biaya kost sang anak. Empat hewan ternak domba yang selama beberapa tahun ini dia pelihara terpaksa harus dijual. Anaknya, Susilawati (16) tengah menjalani Praktik Kerja Industri di sebuah kantor pemerintah.
Jarak belasan kilo meter antara rumah dan tempat melaksanakan praktik kerja tidak mengungkinkan ditempuh setiap hari. Susilawati akhirnya dititipkan di rumah yang terletak di salah satu kelurahan di Kecamatan Purwakarta.
“Kemarin ternak 4 domba tapi semua dijual, buat anak sewa kost, kan di kota Pak,” kata Ii di kediamannya. Tepatnya di Kampung Depok, Desa Bojong Timur, Kecamatan Bojong, Purwakarta, Selasa (28/8) malam.
Seluruh kesulitan yang dialami Ii dan keluarga disampaikannya kepada Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu datang berkunjung karena mendengar keadaan Ii dari laporan warga kepadanya.
Kedua mata budayawan Jawa Barat itu tampak berkaca-kaca saat Ii menceritakan beban hidup yang harus dia jalani.
Himpitan beban hidup Ii bukan hanya tentang anaknya saja. Istrinya, Dedeh (45) telah lama mengidap penyakit tyfus. Penghasilan dari kerja serabutan Ii tidak mampu menutupi biaya pengobatan istrinya.
Alhasil, sang istri hanya beristirahat di rumah sambil mengurus ketiga adik Susilawati. Pekerjaan rumah pun dia lakukan meski dengan segala keterbatasan akibat sakit yang diderita.
“Nanti ada dokter ke sini cek kesehatan istri bapak. Kemudian itu domba yang sudah dijual, saya ganti Pak. Jadi, Pak Ii bisa bekerja sambil beternak domba lagi. Hari senin kita mulai perbaiki rumah bapak,” kata Dedi di hadapan seluruh anggota keluarga tersebut.
Soroti Masalah Praktik Kerja
Sebelum meninggalkan kediaman Ii, Dedi sempat menyoroti masalah Praktik Kerja Industri (Prakerin). Menurut dia, tidak seharusnya prakerin dilaksanakan di tempat yang berlokasi jauh dari tempat tinggal siswa.
Hal tersebut kata dia, membutuhkan biaya besar sehingga merepotkan pihak orang tua. Menurut tokoh pelopor pendidikan berkarakter itu, lokasi prakerin harus dekat dengan domisili siswa.
“Sebenarnya bisa di kantor desa atau di kantor kecamatan. Jadi, saya sarankan untuk prakerin tidak jauh dari rumah siswa,” kata Dedi. [jar]
Jabarnews | Berita Jawa Barat