JABARNEWS | BANDUNG – Menghubungkan antara Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), merupakan upaya untuk membantu pelaku usaha mikro keluarga dalam pasar yang lebih luas.
“Kami juga akan mengupayakan produk dark UP2K ini dapat dijajakan pada sejumlah tempat, termasuk di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Kabupaten Majalengka,” kata Dedi Sopandi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarkat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat, Selasa (22/10/2019)
menurutnya, Untuk bantuan modalnya bersumber dari swadaya masyarakat, bantuan pemerintah, bantuan swasta, bantuan luar negeri serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Dedi mengatakan saat ini terdapat sekitar 51.300 UP2K di Provinsi Jawa Barat di mana di setiap desa rata-rata memiliki 10 UP2K.
Menurut dia, sejauh ini cukup banyak produk dari UP2K yang cukup potensial namun tersendat dalam hal perizinan sehingga pihaknya pun akan mengupayakan agar UP2K mampu bergerak menuju e-commerce yang memang mesti memahami betul mengenai perizinan hingga pengemasan produk.
“Seperti acara hari ini yakni temu bisnis. Di mana antara pelaku dengan dinas-dinas, pihak permodalan hingga minimarket untuk mengetahui persyaratan bagaimana sejumlah produk dari UP2K tersebut bisa masuk ke minimarket,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan bakal mendorong UP2K supaya dapat masuk ke seluruh pelosok Jawa Barat guna meningkatkan eksistensi pelaku usaha mikro keluarga dalam pasar yang lebih luas.
“Kami berharap bisa memberikan pembekalan kepada seluruh masyarakat dari rumah yang bernama UP2K. Dan program ini sudah berjalan cukup lama memang perlu distimulasi lagi supaya menggeliat kembali,” ujar Atalia.
Dia mengatakan perlu adanya stimulus kepada UP2K agar gerakan usaha yang dilahirkan langsung oleh masyarakat bisa kembali menggeliat.
Dia mengatakam pendekatan berbasis sosial kemasyarakatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga mencakup pengembangan kemapuan dan keahlian warga desa/kader dan anggota rumah tangga.
“Beberapa waktu ini kita melihat banyak sekali pelaku usaha yang dimulai UP2K ini tumbuh dan berkembang, tapi beberapa tempat stagnan atau tidak hidup atau bahkan tidak keliatan sama sekali,” katanya.
Menurut dia, seluruh daerah mempunyai potensi unggulan untuk dikelola dan diolah menjadi makanan maupun industri kerajinan yang mempunyai nilai jual cukup tinggi dengan kualitas dan kuantitas masing-masing wilayah.
Dia mengimbau para pelaku usaha untuk memperbaiki permodalan, Sumber Daya Manusia, legalitas, kemasan produk, hingga manajemen usaha dan pemasaran, sehingga penjualan produk bisa maksimal.
“Kami juga akan kerja sama dengan platform-platform digital atau online supaya ibu-ibu rumah tangga bisa tetap menghasilkan karya dari rumah sambil mendapatkan pendapatan,” katanya.(Ara)