Dari semua bencana itu, Prasinta menyoroti frekuensi karhutla yang meningkat setiap minggu. Pada Mei-11 Juni 2023, yang semula hanya satu kasus pada Mei minggu pertama, menjadi 18 kasus pada Juni minggu pertama. Hal itu diduga karena kemarau yang memicu terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi.
Maka dari itu, semua wilayah Indonesia harus waspada dan siap untuk puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi mulai Juni.
Sebagai respons peringatan dini El Nino, per 29 Mei 2023 enam provinsi prioritas sudah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
BNPB pun merespons dengan sejumlah langkah pencegahan berbasis masyarakat yakni menyusun kajian risiko bencana pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan relawan desa, menyusun rencana kontigensi desa, hingga simulasi dan menyediakan sumur bor.
Edukasi kepada publik juga terus diperluas untuk memitigasi karhutla di seluruh daerah. Untuk itu BNPB bekerja sama dengan KLHK, BRGM, hingga pemerintah daerah (pemda).