JABARNEWS | BANDUNG – Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap adanya perdagangan video porno dan seksual yang melibatkan anak dengan nilai mencapai Rp114,26 miliar selama tahun 2022.
Tak hanya itu, PPATK juga menemukan pelaku kasus pornografi anak menggunakan dompet digital, seperti Go Pay, OVO dan Dana untuk menampung pembayaran dari para pembeli konten pornografi.
Oleh karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama dengan Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) secara aktif melakukan pengawasan terhadap tindak pidana penyebaran konten pornografi yang melibatkan anak.
“Dengan Polri dan Kominfo aktif melakukan pengawasan dan menindaklanjuti melalui program pencegahan dan penanganan,” kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Kemen PPPA Nahar dikutip JabarNews.com dari Antara, Rabu (4/1/2023).
Dari hasil pengawasan, lanjut Nahar, selanjutnya dilakukan penindakan oleh aparat penegak hukum.