Salah satu cerita sukses datang dari Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua kelompok, Gatot (59), mengungkapkan bahwa penggunaan pompa listrik menekan biaya operasional hingga 300%. “Dengan pompa diesel, kami biasa menghabiskan Rp1.500.000. Namun, dengan pompa listrik, hanya Rp500.000. Penghematan ini sangat membantu meningkatkan produksi pertanian,” kata Gatot.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, menambahkan bahwa listrik dari program EA memungkinkan petani mengadopsi sistem pengairan berbasis sumur, yang meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi hingga lebih dari 300.
“Ponorogo kini menjadi objek Panen Raya IP 200, IP 300, dan IP 400 berkat listrik PLN yang masuk ke sawah. Program ini benar-benar mengubah wajah pertanian di daerah kami,” terang Dydik.
Dengan pencapaian ini, PLN tidak hanya mendukung pertanian modern, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani Indonesia. Program EA menjadi bukti nyata bahwa energi listrik dapat mendorong perubahan besar di sektor agrikultur. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News