“Dulu, usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi mengubah hal itu,” jelasnya.
Hasto menyayangkan, Gibran telah mengubah khidmat debat yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan malah jadi ajang gimik.
“Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimik sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain,” ujarnya.
Hasto menegaskan, debat tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main. “Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis,” bebernya.
Lebih lanjut, Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel dari pada membela kepentingan rakyat.