Golput Picu Politik Uang

JABARNEWS | BEKASI – Konsultan Politik, Jiwang Jiputro menyatakan bahwa perilaku masyarakat untuk tidak memilih pemimpin alias golongan putih (Golput) memicu terjadinya politik uang.Hal ini diungkapkan dalam menyikapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 di Kota Bekasi dimana adanya Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota dan Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Baca Juga:  Cegah Kanker Payudara, Ini Sejarah Hari Tanpa Bra 13 Oktober

Apalagi, partisipasi pemilih di Kota Bekasi pada Pemilu terakhir tidak mencapai 50 persen. Artinya, masih banyak warga yang memilih golput.Dengan begitu, menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi untuk terus mensosialisasikan pesta demokrasi lima tahunan ini.

Baca Juga:  Isu Reshuffel Menteri Mencuat, Akankah AHY dan Sandi Uno Masuk Kabinet Jokowi?

“Karena banyak yang memilih golput, para calon kandidat pun bisa memanfaatkan praktik politik uang demi mendulang lebih banyak suara,” kata Jiwang dikutip dari gobekasi pada Minggu (8/4/2018).

Jiwang menyebut bahwa aksi golput menyia-nyiakan hak pilih pribadi. Namun saat salah satu calon terpilih, mereka justru kecewa karena tidak sesuai dengan harapan.

Baca Juga:  Kebakaran Rumah di Bandung Barat, Disengaja karena Ada Masalah Keluarga?

“Pemimpinnya justru dipilih orang lain yang belum tentu memiliki pilihan yang sama. Kan rugi sendiri nantinya,” tandasnya.

Selain Golput, hal lain yang memicu suara menjadi sia-sia adalah kesalahan saat mencoblos surat suara ketika Pemilu berlangsung.(Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat