“Setidaknya tak hanya terasosiasi ke PKB. Tapi terlihat di banyak kader partai main. Misalnya PDIP, Golkar, PKB, PPP, dan lainnya,” tuturnya.
“Mungkin ini yang disebut Gus Yahya bahwa NU jadi rumah besar bersama semua kader yang tersebar di banyak partai. NU jangan dijadikan alat kepentingan politik tertentu. Kira-kira begitu mungkin sederhananya,” tambahnya.
Adi mengaku kaget dengan struktur baru tersebut. Terlebih, dengan adanya beberapa nama politikus di dalamnya.
“Agak sedikit kaget, mirip-mirip surprise melihat struktur pengurus PBNU yang baru. Pertama, tak ada kesan NU betul-betul jauh dari urusan politik,” ungkapnya.
“Banyak pengurus di dalamnya yang jadi pengurus partai. Setiap kader NU boleh jadi pengurus, itu tak boleh dimatikan. Cuma dibatasi, bagi mereka yang jadi pengurus harian partai diminta mundur dari kepengurusan NU,” tandasnya.