Bapak dari tiga anak itu juga sempat menghadapi kontroversi sebelum akhirnya resmi dilantik menjadi hakim konstitusi pada 2015 lalu. Anak-anaknya pernah bertanya soal itu kepadanya.
“Karena anak-anak saya berpikir ketika saya dihujat, buat apa jadi hakim konstitusi jika harkat dan martabatnya dilecehkan. ‘Lebih baik jadi orang biasa saja’, kata anak-anak saya,” kenangnya.
Ia pun memastikan bekerja sebagai hakim konstitusi demi menegakkan keadilan.
“Saya bekerja untuk bisa memenuhi rasa keadilan para pencari keadilan,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News