Hari Santri Nasional, Santri Harus Jadi Contoh Pemuda Yang Lain

JABARNEWS | PURWAKARTA – Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2018 ini, pondok pesantren harus menjadi benteng utama masyarakat, terutama peran pemuda sebagai pemegang tonggak estafet bangsa.

Harus di diberikan tuntutan, selain itu pemuda juga sebagi Benteng ketahanan keluarga, ketahanan bangsa dan negara, hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Ketahanan Keluarga, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Fata Faridulhisan.

“Melalui momentum ini, diharapkan santri sebagai antitesis dari berbagai perilaku menyimpang seperti LGBT yang hari ini ramai dibicarakan. Apalagi di media sosial sudah ada itu semacam komunitasnya, sesama LGBT. Itu yang harus kita pikirkan solusinya dari sekarang,” kata Fata, saat ditemui usai upacara peringatan hari santri, Senin (22/10/2018).

Baca Juga:  Miris! TKW di Malaysia Ini Dibuang Majikan Hingga Alami Depresi

Selain LGBT, tambah Fata, persoalan hoaks juga masih menjadi PR bersama. Melalui momentum ini pula santri sebagai benteng ulama mampu menangkal berita-berita hoaks yang hari ini sudah terlalu bertebaran, terutama di media sosial dan dengan mudahnya menjadi konsumsi masyarakat.

Baca Juga:  Mengerikan, Kasus Kekerasan Asusila Sangat Tinggi

“Selain itu Pondok Pesantren harus memperkuat keberadaan santri dan membuka ruang untuk keterlibatan santri di segala bidang. Baik itu LGBT, hoaks, kenakalan remaja, maupun perilaku lainnya. Kita juga tingkatkan kesadaran masyarakat tentang keberagaman supaya tidak mudah diserang hoaks,” pungkasnya.

Baca Juga:  Setelah Mahasiswa, Kini Ribuan Tukang Gigi Jabar Akan Unjuk Rasa

Menurutnya, prilaku menyimpang yang akhir-akhir ini menjadi buah bibir di masyarakat maupun di media sosial harus menjadi perhatian bersama. Terutama untuk santri dan pondok pesantren yang harus menjadi benteng utamanya supaya terhindar dari prilaku tersebut.

“Persoalan prilaku menyimpang ini harus ada jawabannya, maka dari itu untuk menghindari prilaku tersebut salahsatu solusinya yakni memperkuat santri dan pondok pesantren,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat