Heboh, Bayi Yang Lahir Di Mandailing Natal Ini Tak Miliki Hidung Dan Bermata Satu

JABARNEWS | BANDUNG – Beberapa waktu lalu, warga Panyabungan, Mandailing Natal, dihebohkan dengan kelahiran bayi perempuan bermata satu dan tanpa hidung. Menurut Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal Syarifuddin Nasution, terdapat beberapa kemungkinan penyebab kelainan tersebut.

“Ada beberapa kemungkinan penyebab, pertama bisa jadi karena obat-obat yang dulu dikonsumsi si ibu, kemudian bisa juga karena virus,” ujar Syarifuddin.

Syarifuddin pesimistis bayi perempuan tersebut dapat bertahan hidup lama, karena kelahiran bayi seperti ini pun pernah terjadi di luar negeri dan rata-rata meninggal beberapa saat setelah dilahirkan.

“Ini kejadian yang ketujuh. Yang terakhir di Mesir dan meninggal beberapa jam kemudian. Kalau kata dokter bayi, bayi perempuan itu tidak akan bertahan lama hidup,” jelas Syarifuddin.

Selain hanya memiliki satu mata, bayi malang tersebut juga tidak memiliki hidung.

“Benar, tadi siang sudah kami lihat. Kondisinya sangat memprihatinkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution.

Kelainan ini membuat sang ibu Surianti dan suaminya yang merupakan pekerja tambang masih syok berat. Berdasarkan informasi yang diperoleh, bayi perempuan itu merupakan anak kelima mereka.

“Orang tuanya masih sangat syok. Mereka juga kurang koperatif dan cenderung menutup diri,” ujar Syarifuddin.

Tak Hanya di Madina saja, seorang bayi dengan fisik tidak normal pernah dilahirkan di Pangkalpinang. Bayi yang diduga berjenis kelamin laki-laki dengan berat 1,5 kg ini, hanya memiliki satu mata, serta terlihat tidak memiliki hidung, lantaran terlihat rata, dan memiliki satu mulut.

Baca Juga:  Effendi Simbolon Sudah Minta Maaf, Jendral TNI Dudung Malah Bilang Begini

Bayi tidak normal tersebut lahir di Puskesmas Air Itam Kota Pangkalpinang, Minggu (27/03/2016) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat dilahirkan, kondisinya pun sudah meninggal dunia.

Kepala Pukesmas Air Itam dr Hizal mengakui bahwa ada pasien yang melahirkan bayi dengan kondisi fisik tidak normal.

“Sudah lama, kejadiannya, seminggu yang lalu. bayi itu, langsung meninggal,” ujar Hizal.

Saat disinggung, apa penyebab bayi lahir dengan keadaan hanya memiliki mata satu, pihaknya tidak mau berspekulasi banyak.

Hanya saja berdasarkan informasi memang, riwayatnya sempat ada keinginan orangtuanya untuk digugurkan.

“Sepertinya kehamilan tidak diinginkan, kalau soal Dajjal itu saya sih tidak percaya. Memang kehamilan tidak diinginkan. Meninggal di kandungan, karena sempat mau digugurkan. Orangtuanya, aslinya orang Jawa, tinggal di daerah kita lah,” ucap dr Hizal.

Kejadian serupa juga pernah juga terjadi di pedalaman Papua Indonesia, tepatnya di di Pustu Avona, Teluk Etna, Kaimana, Papua Barat.

Informasi ini disampaikan oleh Anugrah Mantri Avona dalam akun Facebooknya pada 12 Juni 2015 lalu. Ia mengutarakan dia turut membantu sang ibu melahirkan.

Anugrah pun menerangkan kalau kondisi bayi bermata satu tersebut, disebabkan karena kelahiran prematur.

Alhasil, nyawa sang jabang bayi pun tidak bisa bertahan lama hidup di dunia, hanya bertahan dua jam sebelum meninggal dunia.

“Anak itu prematur baru di pedalaman tidak ada inkubator jadi meninggal dua jam setelah dilahirkan,” ucap Anugrah.

Menurut situs berita Arab Saudi, di Mesir juga pernah terjadi. Bayi ini lahir di sebuah rumah sakit swasta di kota timur laut dari El Senbellawein, di Mesir.

Baca Juga:  Tim Gabungan Geledah Lapas Kelas IIB Purwakarta, Ini Hasilnya

Dr Ahmed Badruddin, yang mengawasi kondisi bayi di rumah sakit itu, mengatakan bahwa bayi lahir ini juga ada cacat lain pada tubuhnya, dan diperkirakan bertahan hidup beberapa hari.

Lantas apa penyebab lahirnya anak dengan satu mata?

Anak lahir dengan satu mata disebut dengan Cyclopia. Cyclopia terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata tidak bisa terpisah sehingga bergabung saat lahir.

“Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menjadi pemicunya,” ujar Dr Ahmed Badruddin.

Ahmed menuturkan, banyak bayi dengan kondisi ini juga memiliki cacat jantung sehingga mereka hanya bertahan hidup selama beberapa hari. Cyclops syndrome atau yang biasa disebut cyclopia tidak hanya terjadi pada bayi hewan, tapi juga bayi manusia.

Dalam jurnal berjudul “Cyclopia: An Epidemiologic Study in a Large Dataset From the International Clearinghouse of Birth Defects Surveillance and Research” yang dipublikasikan Oktober 2011, disebutkan pernah ditemukan sebanyak 257 kelahiran bayi dengan kondisi cyclopia.

Prevalensi cyclopia terjadi pada 1 dari 100.000 kelahiran bayi. Peneliti LIPI, Anang Setiawan Achmadi, menyebut bayi yang terlahir dengan kondisi cyclops syndrome biasanya tidak akan bertahan lama.

“Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan.”

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cyclopia, salah satunya radiasi. Artinya, ibu dari bayi itu pernah terpapar radiasi ketika hamil.

Baca Juga:  Rencana Hari Ini Test Swab Buat Guru Di Cimahi, Pemkot: Diundur Besok

Selain itu, ada pula faktor lain yang bisa menjadi penyebab, seperti faktor genetik. “Secara herediter faktor resesifnya yang muncul,” kata Anang.

Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclops syndrome pada sang bayi.

“Kalau di manusia bisa saja karena pengaruh obat yang berlebihan. Misalnya obat untuk kehamilan yang bersifat kontradiksi.”

Anang menambahkan, bisa juga penyebabnya adalah pengalaman traumatis saat masa kehamilan. “Jadi sebenarnya kompleks,” kata dia.

Dikutip dari National Geographics, kelainan genetik biasanya dsebut-sebut sebagai penyebab cyclopia. Namun begitu cyclopia juga bisa disebabkan oleh racun yang tertelan oleh ibu selama kehamilan.

Pada kasus di Idaho, Amerika Serikat, domba yang memakan tanaman yang mengandung racun, melahirkan anak domba bermata satu.

Berdasarkan informasi yang disadir dari HowsHealth.com, pemindaian rahim ibu melalui teknik ultrasonografi dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin bayi. Hendaknya ibu yang sedang hamil berhenti mengonsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Itulah tadi kelahiran bayi bermata satu yang menghebohkan warga Panyabungan, Mandailing Natal. Selain itu, pemeriksaan medis secara teratur pada ibu hamil juga dianjurkan untuk memantau kondisi janin. Pemeriksaan secara berkala ini dapat menghindari kelainan kelahiran pada bayi, termasuk kelahiran bayi bermata satu. (Fin)

Sumber artikel ini diambil dari Tribun

Jabarnews | Berita Jawa Barat