Hindari Sentimen Keagamaan Di Pilpres 2019

JABARNEWS | PURWAKARTA – Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengatakan pada kontestasi Pilpres 2019, hanya tinggal dua pasangan yang akan berhadapan.

Menurutnya, publik pun telah memahami keadaan tersebut, yaitu antara Joko Widodo dan Ma’aruf Amin dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Oleh karena dua pasangan itu, kata Dedi melahirkan dua kutub dukungan yang memiliki simbolisasi masing-masing.

Hal tersebut dikatakannya saat ditemui disela kegiatan pengkaderan partai Golkar Jawa Barat di Wanayasa, Purwakarta, Selasa (28/8).

Baca Juga:  Shin Tae-yong Siap Gempur Vietnam di Semifinal Piala AFF 2022

“#Jokowi2periode sudah pasti pendukung Jokowi, serta #2019gantipresiden itu kan sesungguhnya tidak pure ganti presiden, namun di dalamnya dukung Prabowo,” kata Dedi.

Oleh karena proses capres sudah jelas, maka terhadap hal tersebut sudah seharusnya menjadi hajat partai politik pendukung.

Gerakan-gerakan yang kini jadi polemik, partai politik sudah harus mengambil alih dengan tidak lagi mengatasnamakan masyarakat.

Kedua kubu yang terbentuk itu, seharusnya sudah tidak lagi membawa kelompok tertentu, apalagi kelompok keagamaan.

Baca Juga:  Elpiji 3 Kg Non Subsidi Ujicoba Juli

“Ini sudah menjadi kepentingan partai, seharusnya tidak usah lagi melakukan pengerahan kekuatan ormas diluar afiliasi partai tertentu,” ujar dia.

Dedi menjelaskan bahwa saat ini masyarakat yang tidak memilih Pak Jokowi, berarti ke Pak Prabowo dan sebaliknya. Lalu yang tidak memilih keduanya, berarti swing voter atau masih pada kubu yang netral.

Sehingga, nantinya gerakan politiknya tidak melebar kemana-mana yang tidak memiliki relevansi terhadap pilpres 2019.

Baca Juga:  Pilkada 2020, Benarkah PKS Depok Usung Kembali Mohammad Idris?

Seperti yang kini tengah terjadi, masih ada senitimen keagamaan di dalam gerakan gerakan politik.

“Seharusnya, politik dukung mendukung pasangan calon presiden, tidak lagi dibawa ke ranah lain dan melebar ke nilai-nilai yang selama ini dipertahankan, yaitu agama yang harus dijaga kesuciannya,” ucapnya.

Sebab kata mantan Bupati Purwakarta itu bahwa urusan pemilu, harus disikapi dengan sudut pandang politik dan kepartaian. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat