Idul Adha Martabat Kaum Dhuafa

JABARNEWS | BANDUNG – Bertindak sebagai Khotib pada Shalat Idul Adha 1439 Hijriah Tingkat Provinsi Jawa Barat kali ini, yaitu Prof. Dr. KH. T Fuad Wahab, M.A. dan Imam oleh KH. Cecep Abdullah Syahid, M.Pd.I. Tema khutbah yaitu ‘Meneguhkan Spirit Iduladha Memartabatkan Kaum Dhuafa’.

Dalam Islam, hari raya termasuk Idul Adha mengandung dua nilai, yaitu Nilai Rabbani dan Nilai Insani. Nilai Rabbani, yaitu hari raya kaum Muslimin yang dimulai dengan takbir mengagungkan nama Allah dan salat, tidak menyambut, mengelu-elukan sesama makhluk atau merayakannya dengan perbuatan tercela.

Baca Juga:  Toponimi di Purwakarta: Ti Kampung Krajan ka Goréntél Méén

Sementara Nilai Insani, menurut Fuad, dalam Idul Adha ada daging kurban yang semua ini mengandung nilai Insani kemanusiaan, kepedulian bagi dhuafa, fuqara, dan musakin.

“Dalam kurban ada kepedulian pada sesama terutama dhuafa, fuqara, dan masakin, sehingga bagi orang yang mampu dan tidak berkurban, Rasulullah mengancam hendaknya tidak mendekati mushola kami,” ujar Fuad dalam ceramahnya.

Selain itu, Fuad juga mengatakan bahwa pada bulan Dzulhijjah ini ada dua hal besar yang perlu kita renungkan dan hayati bersama secara mendalam, yaitu peristiwa haji dan penyembelihan hewan kurban. Kedua peristiwa ini erat kaitannya dengan Abul Anbiya, bapaknya para Nabi, yaitu Nabi Ibrahim AS dan kaumnya.

Baca Juga:  Puluhan ASN Pemprov Jabar Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Kejadiannya Pasca Lebaran

“Ada suri teladan yang baik pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya,” kata Fuad.

Lebih lanjut, Fuad menjelaskan bahwa naluri ketuhanan dan fitrah keagamaan Ibrahim yang digabung dengan kecerdasan berpikir logis, membuatnya mengingkari berhala sembahan orang tuanya dan kaumnya.

Nabi Ibrahim juga adalah penyeru pertama ibadah haji, sebagaimana dalam firman Allah Quran Surat (QS) Al Haj ayat 27.

Baca Juga:  Komisi III DPRD Jabar: Banyak Potensi Belum Terekspos

“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau mengendarai setiap unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh (QS Al Haj:27).

Ini janji Allah pasti benar dan ternyata terbukti. Jamaah haji bukan berkurang malah terus bertambah. Peminat dari Indonesia bahkan harus antri bertahun-tahun. Maha Benar Allah dengan janji-janjinya,” pungkas Fuad. (Rilis Prov Jabar)

Jabarnews | Berita Jawa Barat