Oleh sebab itu, Umam menekankan pentingnya bagi tim Said untuk dapat menetralisir berbagai narasi negatif demi kemenangan dalam muktamar.
Kandidat kedua yang berpotensi menjadi pesaing berat Said, yakni Cholil. Umam menuturkan Cholil memiliki keleluasaan untuk membina komunikasi dengan PWNU dan PCNU di daerah yang berkhidmat di Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini tak terlepas dari keberadaan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan adik kandung Yahya.
“Selain itu, secara politik, Kiai Yahya dianggap sebagai tokoh baru yang berpotensi mengubah pola relasi antara NU dengan sejumlah stakeholders di Tanah Air,” kata Umam.
“Mulai dengan partai-partai politik tertentu hingga ormas-ormas lain yang selama ini cukup sering bersitegang dengan NU di bawah kepemimpinan Kiai Said yang cenderung memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan apa adanya,” ungkap Umam.
Akan tetapi, menurut Umam, ada narasi negatif yang berpotensi melemahkan posisi Yahya, seperti kehadirannya dalam sebuah forum internasional di Tel Aviv, Israel. Jika berhasil meredam narasi negatif tersebut, Yahya berpotensi dapat sukses mengonsolidasikan kekuatannya.