JABARNEWS | BANDUNG – Apakah anda selalu penasaran dengan apa yang anda mimpikan semalam? Atau mungkin anda merasa bermimpi sangat indah tapi tidak sanggup mengingat apa yang dimimpikan. Senang rasanya apabila kita bisa selalu mengingat mimpi-mimpi, terutama mimpi yang menggembirakan. Sayangnya, mimpi justru sulit untuk diingat.
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan pengelihatan, pendengaran, pikiran, hingga perasaan. Biasanya orang yang mengalami mimpi ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan meningkatnya intensitas bernapas. Hal yang menarik terjadi saat terbangun, yakni ketika anda tidak dapat mengingat mimpi yang baru saja dialami.
Para ilmuwan melakukan penelitian dan menemukan bahwa rata-rata orang hanya dapat mengingat 5% dari keseluruhan mimpi yang dialaminya. Para ilmuwan pun telah lama mengetahui bahwa ingatan terbentuk di hippocampus otak, namun disimpan di tempat lain, kemungkinan besar di neokorteks, lapisan luar otak. Mentransfer ingatan dari satu bagian otak ke bagian lainnya membutuhkan perubahan kekuatan koneksi antar neuron dan diperkirakan bergantung pada waktu yang tepat dari penembakan sel-sel otak.
Beberapa pendapat lain mengungkapkan bahwa mimpi membantu seseorang untuk menyortir kembali semua kenangan, ungkap penelitian dari Harvard Medical School. Mereka menyatakan menemukan bahwa bagian-bagian dari otak manusia dirangsang selama bermimpi dan membantu otak dalam memproses informasi baru, merangsang memori dan “belajar.”
Dengan gejolak perubahan antara neuron di berbagai bagian otak, para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) telah mengambil langkah-langkah untuk memahami sepenuhnya bagaimana memori terbentuk, ditransfer, dan akhirnya disimpan di otak, termasuk bagaimana prosesnya yang bervariasi di berbagai tahap tidur seseorang. Penemuan mereka suatu hari nanti bahkan dapat membantu para ilmuwan memahami mengapa mimpi begitu sulit untuk diingat.
“Kami tahu bahwa jika neuron A di hippocampus bekerja secara konsisten tepat sebelum neuron B di neokorteks, dan jika ada koneksi dari A ke B, maka hubungan itu akan diperkuat,” jelas Casimir Wierzynski, seorang mahasiswa pascasarjana Caltech dalam perhitungan dan sistem saraf, dan penulis pertama tentang Neuron.
“Jadi kami ingin memahami hubungan waktu antara neuron di hippocampus dan korteks prefrontal, yang merupakan bagian depan neokorteks,” ungkapnya.
Itulah sebabnya sulit sekali untuk mengingat kembali mimpi yang sudah terjadi, beberapa jenis neuron dalam otak yang membantu menciptakan kenangan baru kemudian hilang pada saat terbangun.
Lalu, apakah semua orang tidak mampu mengingat mimpinya dengan jelas? Sebuah studi pada tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Psychology menemukan bahwa ada beberapa orang yang secara teratur dapat mengingat mimpi mereka. Orang-orang tersebut biasanya memiliki lebih banyak aktivitas di bagian otak yang merespon rangsangan di sekitar mereka sehingga bisa mengingat mimpinya. Mereka akan bereaksi lebih kuat terhadap orang lain saat ada yang memanggil namanya ketika terjaga dibandingkan dengan orang-orang yang biasanya lupa terhadap mimpinya. Orang-orang seperti ini setiap malam cenderung terbangun rata-rata selama 30 menit karena terganggu oleh suara atau rangsangan lainnya meski terjadi di dalam mimpi.
Itulah tadi sebuah penjelasan mengapa kita sulit sekali untuk mengingat mimpi. Semoga info di atas dapat bermanfaat dan menginspirasi anda. (Fin)
Sumber berita ini diambil dari sciencedaily.com
Jabarnews | Berita Jawa Barat