JABARNEWS | BANDUNG – Dokter Hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Janifa safayanti meawngatakan, atraksi topeng monyet yang kerap jadi tontotan menarik di masyarakat, berpotensi menyebarkan penyakit terhadap manusia, diantaranya penyakit TBC (tuberkulosis) dan parasit.
Hal tersebut terjadi, karenakan primata tersebut tinggal dikandang yang kotor, tidak terawat, dan mendapat makanan tidak layak.
“Kalau dari topeng monyek sendiri atau primata itu bisa menyebarkan penyakit TBC dan parasit,” kata Janifa saat ditemui di Pelataran Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (30/01/18) di sela aksi Hari Damai Primata Nasional.
Hasil survei yang dilakukan pihak JAAN mencatat, sekitar 11,31 % monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang ada di Jakarta menderita penyakit TBC. Sementara di Kota Bandung mereka telah menyelamatkan 41 ekor monyet yang mayoritasnya terkena penyakit abses.
“Kita bekerjasama sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dari rescue yang dilakukan 41 ekor kita selamatkan, mayoritas terkena abses (Masalah pada mulu),” terangnya.
Adapun medical check up dan rehabilitasi yang dilakukan pihaknya sebelum para monyet tersebut dikembalikan kepada habitatnya.
Dengan begitu, ia berharap kedepan Indonesia Dapat Terbebas dari praktik Topeng Monyet yang ia nilai sudah masuk kepada pengeksploitasian terhadap satwa.
Massa aksi perwakilan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menggelar aksi damai dalam rangka memperingati Hari Primata Nasional di Pelataran Timur Gedung Sate, Selasa kemarin.
Aksi tersebut dimulai sejak pukul 10.00 WIB dengan massa sebanyak 30 orang.
Pada aksi tersebut mereka nampak membentangkan spanduk bertuliskan “Indonesia Bebas Topeng Monyet”.
Koordinator Lapangan (Korlap) yang juga sebagai Koordinator Sosialisasi dan Edukasi JAAN, Sarah syajaratun mengatakan jika aksi tersebut merupakan langkah untuk menyampaikan opini kepada pemerintah akan bahaya dari eksploitasi satwa dalam hal ini adalah topeng monyet.
“Kegiatan ini merupakan aksi damai untuk menyampaikan kepada pemerintah untuk melarang eksploitasi satwa (aktivitas topeng monyet) di seluruh Indonesia demi kesejahteraan satwa serta kesehatan dan keselamatan masyarakat,” katanya saat diwawancarai disela-sela aksi.
Menurutnya, kegiatan topeng monyet atau yang akrab disebut doger monyet itu telah melanggar poin-poin kesejahteraan satwa dan masuk kepada tindakan eksploitasi satwa.
“Topeng monyet merupakan kegiatan yang melanggar kesejahteraan satwa dan ini adalah salah satu bentuk eksploitasi terhadap satwa,” terangnya.
Sebagai penutup, Sarah berharap opini yang telah disampaikan kepada pemerintah segera ditindak lanjuti, agar Indonesia bebas topeng monyet. Selain itu pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk menyuarakan #indonesiabebastopengmonyet di sosial media.
Laporan : Teddy Permana