Jusuf Kalla Sebut Tidak Ada Indikasi Resesi di Indonesia, Tapi…

Jusuf Kalla
Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla. (Foto: Dok. PMI).

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS ditopang oleh prospek ekonomi Indonesia yang semakin membaik di tengah gejolak ekonomi global dan risiko resesi dunia.

“Saya terus mengulang rupiah akan menguat setelah turbulensi global agak mendatar, kita lihat sekarang rupiah kita di bawah Rp15.000 per dolar AS karena semua fundamental kita mendukung penguatan rupiah kita,” kata Perry Warjiyo dalam BI Annual Investment Forum 2023 dikutip JabarNews.com dari Antara.

Baca Juga:  Tiga Hp Terbaik Saat Ini Yang Memiliki Kapasitas RAM 16 GB

Prospek ekonomi Indonesia yang semakin membaik, lanjutnya, ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi yang rendah, imbal hasil yang menarik, neraca berjalan yang surplus pada triwulan III 2022, investasi asing langsung meningkat, dan neraca pembayaran yang surplus.

Baca Juga:  Aksi Sopir Elf di Cianjur Berlanjut, Protes Maraknya Travel Gelap Diwarnai Pembakaran Ban

Rupiah pada awal 2023 mengalami apresiasi, di mana sampai 18 Januari 2023 menguat 3,18 persen secara point to point dan 1,20 persen secara rerata dibandingkan dengan level pada Desember 2022. (Red)

Baca Juga:  Ridwan Kamil Siapkan Subsidi BLT Pekerja yang Kena PHK Akibat Resesi