JABARNEWS | BANDUNG – Satgas Penanganan Covid-19 mewanti-wanti sembilan kabupaten/kota yang berpotensi mengalami ledakan kasus positif Covid-19.
Belakangan, ledakan kasus positif Covid-19 lebih dulu terjadi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa pembagian level alarm wilayah Indonesia ini berdasarkan persentase kenaikan kasus Covid-19.
Selain itu, juga berdasarkan kenaikan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rawat inap Rumah Sakit Covid-19 di tiap daerah selama tiga pekan setelah Idul Fitri 1442 Hijriah
“Saat ini terdapat sembilan kabupaten/kota yang berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Ini mohon diperhatikan dengan seksama,” kata Wiku Adisasmito, melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (9/6/2021).
Dia merinci empat kategori yang menjadi pertimbangan pemetaan zonasi baru daerah ini. Pertama, kotak merah yang terisi beberapa daerah yang kenaikan kasus Covid-19 lebih dari 100 persen dan BOR lebih 70 persen.
Kedua, kotak coklat yang berisi beberapa daerah yang kenaikan kasus Covid-19 lebih dari 100 persen, namun BOR kurang dari 70 persen.
Ketiga, kotak oranye yang bermuatan daerah yang kenaikan kasus Covid-19 kurang dari 100 persen, tapi BOR lebih 70 persen.
Keempat, kotak kuning yang menandakan daerah di dalamnya mengalami kenaikan kasus Covid-19 kurang dari 100 persen dan BOR kurang 70 persen.
“Perlu dipahami bahwa kenaikan kasus dan BOR menjadi indikator penting dalam melihat kegawatan situasi covid 19 di suatu wilayah,” kata dia.
“Karena apabila kasus naik namun tempat tidur tidak tersedia maka keadaan dapat semakin memburuk, begitupun sebaliknya,” sambung Wiku Adisasmito.
Untuk kotak merah, terdapat 9 daerah yang mendapat perhatian serius. Di antaranya yakni Kabupaten Bandung dengan kenaikan kasus 261 persen dan BOR mencapai 82,73 persen.
Selain itu, Kota Cimahi termasuk di antara 9 daerah yang berpotensi mengalami ledakan kasus positif Covid-19. Kenaikan kasus di Kota Cimahi mencapai 250 persen dan BOR mencapai 76,6 persen.
Wiku Adisasmito lantas meminta agar seluruh jajaran pemerintah daerah mampu menyiapkan upaya antisipatif agar tidak terjadi ledakan kasus Covid-19.
Wiku Adisasmito menyebut, ada langkah-langkah taktis pengendalian Covid-19 di daerah guna menghindari lonjakan kasus Covid-19.
Pertama, intensifikasi fungsi posko pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro. Kedua, pencegahan penularan di tingkat keluarga.
Ketiga, pencegahan penularan di komunitas secara aktif dan tegas. Keempat, manajemen karantina terpusat, dan kelima konversi tempat tidur rumah sakit untuk pasien covid-19.
“Saya ingin kepala daerah dan gubernur memperhatikan kondisi di daerahnya dan segera mengambil langkah perbaikan yang dapat dilakukan,” pungkasnya. (Red)