“Bapaknya pun ada potensi menyalahgunakan jabatannya, langsung atau tidak langsung untuk menyuksesakan anaknya dan partai yang dipimpin anaknya,” bebernya.
Lebih lanjut, Gus Choi menyoroti juga langkah PSI yang memilih Kaesang sebagai pengganti Giring Ganesha.
Menurut dia, keputusan PSI menunjuk Kaesang malah menunjukan kelemahan yang nyata bahwa PSI tidak memiliki figur yang layak jual untuk meloloskan partai ke Senayan.
“Karena itu, PSI mencari jalan pintas dengan cara menampilkan anak presiden sebagai ketum, meskipun baru dua hari jadi anggota PSI. Ini jelas sebuah ikhtiar supaya PSI bisa lolos ke Senayan. Kesempatan dalam kesempitan,” jelasnya.
Gus Choi menekankan kembali apa yang menjadi langkah Kaesang dan PSI, secara etika memang kurang. Hal itu yang memang diakui menjadi permasalahan bangsa. Sebab, hal-hal mengenai etika kurang dipertimbangkan.