JABARNEWS | JAKARTA – Wakil Ketua Pansus Otsus Papua fraksi Gerindra Yan Permenas Mandenas meminta TNI dan Polri segera menangkap kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang kembali berulah. Dia aksi KKB yang meresahkan warga ini telah berulang kali dilakukan.
“Terkait dengan aksi KKB yang sudah berulang kali dilakukan terhadap warga sipil saya minta aparat TNI dan Polri untuk kejar dan tangkap para pelaku teror tanpa kompromi. Kalau bisa jangan di situ (dibunuh) tapi tangkap dulu biar bisa gali informasi sebanyak-banyak dari kegiatan aksi teror yang selama ini mereka lakukan,” kata Yan kepada wartawan, Sabtu (17/4/2021).
Anggota Komisi I DPR RI fraksi Gerindra ini juga meminta pemerintah daerah membantu aparat dalam melakukan penangkapan. Serta menjamin keamanan warga di Papua terutama di Kabupaten Puncak.
“Saya minta peran pemerintah daerah untuk mendukung tugas TNI dan Polri dalam rangka menjamin keamanan bagi masyarakat Papua yang ada di kabupaten Puncak. Kedua kita minta untuk pendekatan komunikasi dengan warga masyarakat untuk kembali mencari kampung halamannya kemudian bisa memberikan informasi kepada aparat TNI dan Polri terkait aksi teror yang dilakukan oleh KKB,” ucapnya.
Selain itu, Yan meminta pemerintah pusat untuk memberikan perhatian khusus terhadap daerah konflik di Papua. Menurutnya, pasukan organik TNI dan Polri harus segera ditempatkan di tingkat kecamatan hingga kampung.
“Saya minta untuk khusus daerah konflik di Papua menjadi perhatian Panglima TNI dan Kapolri, Menkopolhukam dan pemerintah pusat untuk memberikan perhatian terhadap pengembangan organisasi baik TNI dan polri dalam membentuk satuan organik sampai tingkat kecamatan bahkan kampung, supaya menertibkan jaminan keamanan kepada masyarakat di wilayah konflik di Papua,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR fraksi Golkar Bobby Adhityo Rizaldi meminta pemerintah mengevaluasi prosedur tetap (Protap) keamanan di Papua. Sehingga bisa menciptakan situasi yang kondusif.
“Kita minta pemerintah segera evaluasi protap keamanan di Papua, agar lebih efektif dalam memelihara situasi yang kondusif,” ucap Bobby.
Dia menjelaskan, evaluasi bisa dilakukan dengan meningkatkan patroli. Serta meningkatkan operasi intelijen untuk mendeteksi KKB yang berbuat dengan warga.
“Hal ini bisa dengan peningkatan intensitas patroli, lebih merapatkan jaring-jaring intelijen agar bisa deteksi KKB yang berbaur di masyarakat, ataupun penambahan personil militer dan polisi,” jelasnya.
Ketua DPP Partai Golkar itu menyatakan bahwa kekuatan senjata KKB kalah jauh dari TNI dan Polri. Menurut Bobby, langkah yang tepat adalah mempersempit ruang gerak KKB.
“Sudah dipastikan arsenal persenjataan KKB ini tidak sebanding, tapi efek kejut dan mendadak di wilayah sipil yang membuat resah dan ketakutan, ini perlu dikaji kembali, agar ada pola baru dalam mempersempit ruang gerak KKB di sana,” ujarnya.
Untuk diketahui, satu pekan ini KKB Papua kembali menyerang warga. Akibat serangan tersebut 4 orang tewas ditembak KKB Papua.
Warga yang menjadi korban berprofesi sebagai guru, pelajar hingga tukang ojek. KKB juga merusak sekolah, rumah warga, dan membakar rumah anggota DPRD di Beoga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada Kamis (8/4/2021), seorang guru SD atas nama Oktavianus Rayo (43) tewas ditembak KKB di Kampung Julukoma. Pada Jumat (9/4/2021), guru SMP bernama Yonathan Randen tewas ditembak KKB. Tukang ojek bernama Udin (41) tewas ditembak KKB di Pasar Ilaga, pada Rabu (14/4/2021). Pada Kamis (15/4/2021), seorang pelajar SMA di Ilaga tewas ditembak KKB.
Kesaksian soal kekejaman KKB di Beoga ini disampaikan oleh Satgas Nemangkawi lewat keterangan pers tertulis serta video, Sabtu (17/4/2021).
“Kami para gembala (gereja) su tidak dianggap lagi. Kampung Kami (Beoga) su hitam karena mereka (KKB),” ungkap Pendeta Jupinus Wama. (Red)