Selain itu, PP tersebut juga mengatur para pekerja wanita yang sedang cuti melahirkan. Dalam aturan tersebut, melahirkan sama halnya dengan pakerja yang sedang mengambil cuti melahirkan. Mereka juga wajib mendapat THR.
Alasannya, Kemnaker menyebut cuti melahirkan termasuk hak pekerja sehingga upah dan THR-nya harus tetap dibayarkan.
“Ketidakhadiran selama menjalani istirahat melahirkan tidak meniadakan atau mengurangi hak THR sepanjang pekerja/buruh tersebut telah memenuhi masa kerja 1 bulan atau lebih,” jelas Kemenaker.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menegaskan, tunjangan hari raya (THR) wajib dibayarkan secara penuh paling lambat 7 hari sebelum Lebaran atau H-7.
“THR keagamaan ini harus dibayar penuh, tidak boleh dicicil. Saya minta perusahaan agar taat terhadap ketentuan ini,” kata Ida dikutip, Rabu (5/4/2023).
Menurutnya, THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan atau lebih, baik yang mempunyai hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), termasuk pekerja/buruh harian lepas. (red)