“Diharapkan tahun ini masih sama antara Muhammadiyah dan pemerintah,” sambungnya.
Menurut Ma’ruf, penetapan awal Ramadhan antara Muhammadiyah dan pemerintah memiliki pendekatan berbeda.
Muhammadiyah memakai metode hisab wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan metode imkanur rukyat atau mengamati langsung hilal minimal dua derajat.
Ia mengatakan, jika melihat tahun ini kemungkinan lebih dari dua derajat, penetapan awal puasa akan sama.
Namun, jika nantinya tidak sama, Wapres menilai tidak akan menjadi masalah. Sebab, selama ini, sudah ada toleransi dalam penetapan awal puasa.
“Itu sudah ada semacam pemahaman bersama ya. Artinya ada toleransi, ya misalnya Muhammadiyah dengan pendekatan namanya wujudul hilal, kalau dia asal ada hilal. Tapi kalau pemerintah itu ada imkanur rukyah, kemungkinan rukyah, minimal dua derajat,” tukasnya.