JABARNEWS | GARUT – Proses pendaftaran masuk sekolah tahun ini menggunakan cara baru. Tak lagi antre di sekolah, akan tetapi cukup via online. Ada yang memberikan apresiasi atas kebijakan ini. Namun, lebih banyak juga yang mengkritik. Keuntungan para orang tua menggunakan cara ini, tak lagi harus mengantre saat mendaftarkan anaknya ke sekolah.
Namun ada sejumlah orang tua siswa mengalami kesulitan untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah tingkat SMA/SMK secara daring di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga harus mendatangi sekolah yang dipilih untuk mendaftarkan anaknya.
“Sudah beberapa kali daftar online tapi tidak bisa, susah, akhirnya saya harus datang ke sekolah,” kata Imas (40) orang tua siswa yang kesulitan daftar secara daring di SMK Negeri 1 Garut, Rabu.
Imas, waga Kecamatan Banyuresmi, Garut, terpaksa datang ke SMKN 1 Garut bersama anaknya untuk meminta bantuan agar bisa daftar secara daring, dan dipastikan sudah terdaftar untuk mengikuti tahapan penerimaan siswa baru.
“Saya sebelum datang langsung ke sekolah sudah beberapa kali melakukan pendaftaran secara daring menggunakan telepon genggam android, namun tidak pernah berhasil,” ungkapnya.
Permasalahan serupa itu, kata Imas, ternyata dikeluhkan juga oleh orang tua siswa lainnya, hingga akhirnya banyak yang datang ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya ke SMKN 1 Garut.
“Mungkin kalau pakai komputer bisa, karena kalau pakai HP susah,” katanya.
Banyaknya orang tua siswa yang datang ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya dibenarkan oleh Kepala SMKN 1 Garut Dadang Johar Arifin yang mengaku tidak bisa daftar secara daring dengan berbagai alasan, salah satunya kendala jaringan internet.
Dadang menyampaikan, pihak sekolah memfasilitasi keluhan orang tua siswa dengan cara membantu proses pendaftaran sekolah ke tingkat SMA maupun ke SMK negeri di Garut.
Ia menyampaikan, sekolah hanya membantu proses pendaftaran, selanjutnya bisa diterima atau tidak siswa tersebut masuk sekolah negeri ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kita bantu fasilitasi karena banyak yang tidak punya komputer, smartphone bahkan tidak terakses oleh internet juga banyak,” kata Dadang.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil memerintah Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jabar untuk mengevaluasi dan memantau laman PPDB Online terkait keluhan dari sejumlah orang tua siswa yang kesulitan mengakses situs tersebut pada hari pertama PPDB (enerimaan Peserta Didik Baru) Tahun Ajaran 2020/2021 di Jabar. (Red)