Hasto mengungkapkan, bahwa memang suka tidak suka Solo merupakan kadang dari PDIP. Sehingga memang wajar jika banyak pihak yang coba-coba bermanuver dalam politik mau bertemu dengan Gibran sebagai Wali Kota Solo.
“Memang suka tidak suka Solo menjadi kandang banteng PDIP. Juga sekaligus sebagai episentrum politik nasional, sehinga sebagai walikota beliau banyak menerika tamu-tamu tingkat nasional, apalagi Solo makannya luar biasa, kulinernya juga luar biasa,” ungkapnya.
Hasto menambahkan, pada prinsipnya Gibran secara terbuka telah menjelaskan dengan detail apa yang menjadi polemik terkait pertemuannya dengan Prabowo di Solo.
“Prinsipnya pertemuan antara kader partai untuk berdialog dan meluruskan berbagai hal yang sering kali apa yang diberitakan dan kenyatan itu berbeda, begitu banyak kepentingan yang bermain, begitu banyak framing yang coba dimainkan,” pungkasnya. (Red)