Pada Jumat (8/11) malam, ia menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum, melainkan pendekatan belajar yang bertujuan mengembangkan kapasitas siswa.
“Ini adalah pendekatan, bukan kurikulum,” jelasnya dalam acara “Pak Menteri Ngariung” yang diadakan di halaman kantor Badan Bahasa, Jakarta.
Sebelumnya, perbincangan di media sosial menyebutkan bahwa deep learning akan menggantikan Kurikulum Merdeka.
Namun Abdul Mu’ti meluruskan bahwa hingga saat ini Kemendikdasmen masih melakukan pengkajian mendalam terhadap kurikulum yang ada dan belum berencana menggantinya.