JABARNEWS | JATINANGOR – PMII Komisariat Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) setelah melaksanakan pelantikan Pengurus Komisariat dilanjutkan dengan gelar diskusi dengan tema “Merejuvenasi Koperasi Indonesia di Era Industri 4.0”, di ruang trqining center Ikopin, Jumat (11/10/2019).
Hadir sebagai narasumber dalam diskusi tersebut Ferry Kurniawan, SE., selaku Ketua Divisi Litbang DPP IKA Ikopin dan Darisman Pohan selaku Sekretaris Cabang PMII Sumedang yang juga mahasiswa Ikopin.
Diskusi juga diikuti oleh berbagai mahasiswa dari Ikopin, Unpad, ITB Jatinangor, Unsap juga perwakilan dari beberapa organisasi seperti IPNU, KAMMI, dan GMKI Sumedang.
Ferry membuka diskusi ini dengan memberikan apresiasi kepada PMII Ikopin karena menurutnya pembahasan Koperasi di era Industri 4.0 adalah gagasan yang masih jarang muncul.
“Koperasi menjadi salah satu kekuatan peningkatan ekonomi yang berbasis kerakyatan dan perlu dilakukan inovasi dalam pengelolaannya seiring perkembangan zaman,” kata Ferry.
Sementara itu, Angga Lesamana, Ketua Komisariat PMII Ikopin, menuturkan diskusi ini merupakan upaya awal untuk mengkampanyekan ekonomi kerakyatan melalui koperasi .
“Gerakan koperasi di Indonesia sejauh ini masih terlihat lesu, dilihat dari pengelolaan, belum terlihat serius dilakukan oleh kita semua masyarakat Indonesia, termasuk oleh pemerintah”, ujar Angga.
Ditempat yang sama, Abdurrahman Ketua Cabang PMII Sumedang yang juga hadir dalam diskusi mengatakan semangat ekonomi kerakyatan atas dasar semangat gotong royong kolektifitas masyarakat perlu digelorakan kembali di berbagai kalangan, baik kalangan akademisi, praktisi dan masyarakat luas.
“Ini harus kita gelorakan kembali bersama-sama,” ucapnya.
Dalam diskusi ini Ferry juga menutupnya dengan mengingatkan dan mengajak kepada peserta diskusi bahwa jatidiri bangsa Indonesia yang gotong royong dalam bidang ekonomi adalah koperasi.
“Jangan biarkan Koperasi menjadi seonggok sampah di negeri Pancasilais ini, mari bersama kita perbaiki Koperasi Indonesia dari berbagai pendekatan, mulai dari pendekatan kultural, pendidikan, politis dan praktis”, tuturnya. (Red)