JABARNEWS | BALI – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, terus mendorong peningkatan produktivitas BUMDesa dan BUMDesa Bersama.
Dorongan BUMDesa dan BUMDesa Bersama itu, diantaranya dengan pemenuhan kebutuhan listrik di seluruh desa, melalui kerjasama dengan PT PLN (Persero).
“Kalau listrik masuk ke seluruh desa, mencakup semua rumah tangga di desa, warga desa menikmati manfaatnya, warga akan lebih menghasilkan barang dan jasa,” ujar Abdul Halim Iskandar dalam sambutannya saat penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Bersama (MoU) antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dengan PT PLN, di Stones Legian, Bali, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: Saat Ini, Vaksinasi di Rest Area Tol Sudah Capai 160 Juta Dosis Vaksin
Baca Juga: Begini Cara Menghilangkan Jerawat Pasir Atau Bruntusan Menurut dr. Saddam Ismail
Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar menjelaskan pemenuhan kebutuhan listrik di desa akan sangat membantu peningkatan produktivitas BUMDesa dan BUMDesa Bersama, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta usaha warga dan kelompok usaha di desa.
Baca Juga: Banjir Nias Belum Surut, 31 KK di DesaBio’ut Ngungsi ke Dataran Tinggi
Baca Juga: Meski Ada Kasus Covid-19, Sekolah di Kota Bandung Ini Tetap Gelar PTM Terbatas
Dengan pasokan listrik yang memadai maka produktivitas barang dan jasa di level desa akan meningkat.
“Alhamdulillah PLN siap penuhi 100 persen desa teraliri listrik pada tahun 2024,” terang Gus Halim.
Pada tahun 2019, data dari Kementerian Desa, PDTT menunjukkan bahwa ada 1.667 desa atau 2,5 persen desa yang mencakup 258.252 keluarga sama sekali tidak memiliki fasilitas kelistrikan. Sebagian besar tersebar di Papua.
“Ini yang akan dijangkau PLN sampai dengan tahun 2024”, kata Gus Halim.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Eksibisionis Menurut dr. Nadia Alaydrus
Baca Juga: Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi, Kota Sukabumi Dorong Digitalisasi Wisata
Dia berharap, PLN dalam waktu dekat dapat segera meningkatkan dan mendukung ketersediaan listrik perdesaan terutama di daerah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
Menurutnya, kawasan 3T layak dijadikan prioritas karena menjadi etalase Indonesia di hadapan negara-negara tetangga.
“Kalau targetnya semua desa teraliri listrik di 2024, maka khusus 3T bisalah di 2023 terang semua”, katanya.
Sementara itu Zulkifli mengungkapkan dukungannya terhadap program-program Kemendes PDTT dengan meningkatkan ketersediaan infrastruktur listrik desa dan kebutuhan listrik bagi BUMDes dan BUMDes Bersama.
Sebab menurutnya, ketersediaan listrik akan sangat membantu peningkatan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat di perdesaan.
“Kami berkomitmen untuk membantu pemberdayaan masyarakat perdesaan di seluruh Indonesia,” ujar Zulkifli. ***