Puncak Musim Kemarau Diprakirakan Terjadi Juli sampai Agustus 2023

Ilustrasi musim kemarau di Indonesia. (Foto: suara.com)

Sehingga rata-rata di setiap bulan Indonesia tidak pernah benar-benar mengalami kekeringan atau suhu yang relatif tinggi. Kebakaran hutan pun relatif, kalaupun terjadi itu akan cepat padam, karena faktor alam mendukung untuk percepatan pemadaman api.

“Tapi, kalau di kita lihat di sini dalam lima bulan berjalan tahun 2023 itu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah terjadi 125 kali. Artinya, seperti pada awal tahun sudah disampaikan oleh BMKG, diulang kembali berkali-kali oleh bahkan bapak Presiden sendiri, bahwa mulai 2023 ini kita akan ada pada periode kering,” kata Abdul di Jakarta, Selasa (6/5/2023).

Baca Juga:  Anne Ratna Mustika: Pendidikan Dihadapkan pada Tantangan Perubahan Zaman

Abdul menjelaskan, prediksi musim kering akan terjadi pada 2-3 tahun ke depan sehingga diperlukan kewaspadaan agar tidak ada kejadian karhutla yang mencolok seperti pada tahun 2015 dan 2019.

Baca Juga:  Dari Penyelundupan hingga Harga Tinggi, Mendag Lutfi Pastikan Tak Menyerah Lawan Mafia Pangan

“Jangan sampai nanti kalau kita tidak bersiap siaga karhutla dari sekarang. Kita tentu harus benar-benar mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tandasnya. (Red)

Baca Juga:  Menang 2-1, Timnas Indonesia Miliki Segudang Catatan Negatif