Seri Ketiga Workshop Trusted News Indicator AMSI Bertema New Media & Economy: Dunia Usaha Butuh Media Terpercaya Sebagai Penggerak Ekonomi

Acara Seri Ketiga Workshop Trusted News Indicator AMSI Bertema New Media & Economy. (Foto: Istimewa)

“Bung Karno berujar gantungkanlah cita-cita setinggi langit, ini adalah upaya utk itu. Kesulitan mencari uang nyata, media kebanyakan didirikan oleh jurnalis bukan pengusaha yg lebih mementingkan editorial bukan bisnis. Ini upaya penting yg harus dilakukan bersama stakeholder tidak bisa dilakukan oleh media sendiri,” kata Eric.

CEO Kabar Group Indonesia (KGI) Network sekaligus Koordinator wilayah AMSI Indonesia Timur, Upi Asmaradhana yang menjadi pemapar Trusted News Indicator mengajak media anggota AMSI untuk memperjuangkan kepercayaan publik termasuk brand safety. Media anggota AMSI dapat menerapkan setidaknya dari 11 point trustworthy news indicator yang sudah dibuat AMSI dengan banyak mendapatkan masukan dari banyak pihak. 

Baca Juga:  Indonesia Fact Checking Summit 2021 Akan Bahas Isu Krusial Periksa Fakta

“Banyak survei menyebut tingkat kepercayaan publik terhadap media di Indonesia rendah. Semoga dengan workshop, diskusi dan FGD yang dilakukan akan berdampak positif terhadap peningkatan kepercayaan terhadap media. Dan semoga pengiklan juga bisa beralih ke media arus utama,” kata Upi. 

Baca Juga:  Parah! Israel Berupaya Rusak Kepercayaan Palestina Terhadap Indonesia Melalui Media, Sebut MUI

Pada sesi diskusi, Legenda Hidup Pasar Modal Indonesia yang juga CEO Vier Corporation, Vier Abdul Jamal mengatakan investor membutuhkan media yang kredibel dan terpercaya dengan berita yang mendalam dan berbasis analisis data.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Dicecar Pertanyaan Soal Arah Politik, Capres Atau Pilgub DKI?

“Pemberitaan akan berdampak powerfull untuk supporting industri dan market. Kita harus belajar pada pasar modal Hongkong dimana berita menjadi supporting atau informasi yg menginspirasi pasar. Setiap hari RTI Bisnis memperlihatkan market mover, kenapa sahamnya bergerak karena aksi korporasi. Pers harus mengikuti bagaimana tren saham terbang termasuk dari insider informasi,” Katanya.