Dia pun mempertanyakan alasan polisi membawa senjata gas air mata itu ke dalam lapangan. Serta, menembakkan gas air mata ke tribun penonton.
“Seandainya itu (tembakan ke tribun) tidak dilakukan, mungkin tidak akan ada korban jiwa,” tuturnya.
Seandainya ketika itu Aremania tidak bisa diatur, tindakan yang bisa dilakukan oleh petugas adalah menembakkan water canon.
“Mereka pasti bubar kok. Gak akan kejadian seperti ini. Paling hanya basah-basahan saja,” terangnya.
Untuk pertanggungjawaban moral, Wayan menyarankan agar Kapolda Jatim dengan kesadaran dirinya, untuk mundur dari jabatannya.