Soal Guru Besar yang Tolak RUU Kesehatan Hanya Termakan Provokasi Hoaks, Kemenkes: Mereka Tidak Tabayun!

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril. (Foto: Kemenkes).

Dikatakan Syahril, pengobatan presisi secara genomik sudah umum di negara lain. Bahkan Indonesia sudah jauh ketinggalan. “Malaysia dan Thailand sudah memulainya lebih dari lima tahun lalu. Kenapa guru besar ini keberatan dengan ilmu baru ini?,” katanya.

Baca Juga:  Kemenkes Sebut Belum Ditemukan Balita Di Sumatra Utara terinfeksi Virus Polio

Kemenkes siap menerima para guru besar untuk berdiskusi kapan pun agar mereka tidak termakan hoaks dan dapat mengedukasi para mahasiswa dengan akurat.

Sebelumnya, sejumlah guru besar lintas disiplin keilmuan dan profesi yang tergabung dalam Forum Guru Besar Lintas Profesi (FGBLP) mengusulkan agar pemerintah menunda pengesahan RUU Kesehatan.

Baca Juga:  Ganjar Pranowo Minta Relawannya Tidak Sebar Hoaks, Ini Isi Peringatannya

“Kami mengusulkan agar RUU Kesehatan ditunda pengesahannya, kemudian dilakukan revisi secara lebih kredibel dengan melibatkan tim profesional kepakaran, serta seluruh pemangku kepentingan,” kata Perwakilan FGBLP Laila Nuranna dalam acara konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga:  Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai Cacar Monyet, Begini Deretan Gejalanya

Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut mengusulkan agar penyusunan RUU Kesehatan dilakukan secara lebih terbuka dan partisipatif. (Red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News