Supaya politik ini dan sistemnya tidak dikuasai oleh oligarki-oligarki yang menjadi bagian elit yang menguasai dan mempengaruhi negara ini,” ujarnya.
“Oligarki sangat berkuasa, karena oligarki merupakan bagian dari elite global, dan ini merupakan hal yang wajar dan tanda kutip merupakan suatu pergulatan kelompok oligarki dan kelompok demokratis, tentu harus ada titik temunya, karena kedua-duanya ada, dan kekuatannya tidak kecil,” tambahnya.
Dia menjelaskan, salah satunya yang sedang diungkit adalah Presidential Threshold, mau tidak mau Presidential Threshold bagaimanapun harus menjadi titik temu di antara kelompok-kelompok berkekuatan besar dan elit dengan kelompok egaliter.
“Saya khawatir apabila Presidential Threshold nol persen, kalau nol persen maka konsekuensi yang sangat berat adalah parlemen harus bubar, karena nanti siapapun yang menjadi Presiden bertanggung jawabnya kepada siapa? apakah kepada MPR? padahal MPR terdiri dari partai, jadi untuk apa ada partai?” tandasnya. (Red)