JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar), Dodin Rusmin Nuryadin, menuturkan, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMK tidak berpeluang terjadinya kebocoran soal.
Pihaknya menilai kebocoran soal berpeluang kecil, sebab soal ujian berada di gudang data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan tidak diserahkan ke daerah.
“Isu kebocoran soal itu, selalu ada tiap tahun. Kalau ada, kemungkinan berita bohong. Jadi siswa jangan mudah percaya dan terpengaruh sehingga mengganggu konsentrasi dalam ujian,” ujar Dodin, saat dihubungi, Minggu (2/3/18).
Dia mengatakan, penyelenggaraan UNBK SMK di Jabar sudah 100 persen. Ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yang hanya mencapai 94 persen.
Dijelaskannya, untuk sekolah yang belum diakreditasi dengan jumlah siswanya di bawah 20 orang serta belum memiliki izin operasional, penyelenggaraan ujian bergabung dengan SMK terdekat di lingkungannya.
“Tidak perlu ada kekhawatiran untuk sarana dan prasarana UNBK, karena surat permintaan tidak ada pemadaman listrik sudah dikirimkan ke PLN, baik di provinsi maupun di kota/kabupaten,” pungkasnya
Dia menambahkan, kesiapan proktor, pengawas, dan jaringan internet pun sudah dicek.
“Sinkronisasi, sudah dari USBN. Sudah siap. Selain itu, sudah sosialisasi ke sekolah guru dan siswa,” katanya.
Terkait pengadaan komputer, menurut Dodin, dua hari lalu, Disdik Jabar telah mendistribusikan 1.500 perangkat komputer yang bersumber dari APBD 2018 Provinsi Jawa Barat. Komputer itu dibagikan pada 257 SMKN. Jumlah ini akan bertambah pada pertengahan April 2018.
“Jumlahnya diperkirakan sama. Nanti juga, ada lagi dari APBD Perubahan2018. Totalnya mencapai 6.000 perangkat komputer,” kata Dodin.
Selain itu, kata dia, ada juga komputer bantuan dari Kemdikbud. Namun, jumlahnya tidak sebanyak dari Pemprov Jabar. Perangkat itu telah disinkronisasi untuk persiapan penyelenggaraan UNBK di sekolah-sekolah. (Dan)
Jabarnews | Berita Jawa Barat