Teriakan Napoleon di Surat Terbuka Kedua Kalinya, Aku Bukan Koruptor

JABARNEWS | JAKARTA – Irjen Napoleon Bonaparte telah membuat surat terbuka untuk kedua kalinya.

Kali ini, dia menulis surat terbuka setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kece.

Dalam surat terbukanya yang pertama, diketahui motif utama melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece. Ia sebagai seorang muslim tak terima agamanya dihina oleh Muhammad Kece.

Baca Juga: Megawati Gulingkan Gusdur? Sekjen PDIP: Itu Fitnah Memantik Perpecahan

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Wanita Berpotensi Lebih Tinggi Mengalami Kerontokan Rambut Dibandingkan Pria

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono Tujuan Pembangunan Bendungan Leuwikeris, Ternyata Untuk Ini

“Siapa saja bisa menghina saya, tetapi tidak kepada Allah-ku, Alquran, Nabi Muhammad SAW dan akidah Islam-ku. Karenanya saya bersumpah melakukan tindakan terukur apapun kepada siapa saja yang berani melakukannya,” kata Napoleon.

Baca Juga: Merasa Ditindih Saat Tidur Disebabkan Oleh Makhluk Gaib? Begini Kata Dr. Clarin Hayes

Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Stiker Kaca Mobil Yang Beragam

Sementara itu, dalam surat terbukanya kali ini, Jenderal bintang dua tersebut mengaku bukanlah koruptor hingga berbicara saatnya untuk bangkit, menyatakan yang benar apapun resikonya.

Baca Juga:  Mantan Menpan RB Jadi Ceketum PAN, Bima Arya: Saya Fokus ke Angkot Saja

“Sebenarnya selama ini saya sudah mengalah dalam diam karena terbelengu seragamku untuk tutup mulut dan menerima nasib apapun yang mereka tentukan,” tulis Napoleon dalam suratnya, Rabu (6/10/2021).

Adapun isi surat kedua yang ini Napoleon menulis empat poin penting yang disampaikan yakni:

1. Hari ini aku berteriak, aku bukan koruptor seperti yang dibilang pengadilan sesat itu.

Baca Juga:  Survei IPI: 77,2 Persen Responden Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi

Baca Juga: Presiden Jokowi Tetapkan 3.103 Orang Jadi Anggota Komponen Cadangan TNI

2. Hari ini aku tunjukkan kepadamu bukti nyata itu, yaitu pengakuan orang yang diperalat untuk menzalamiku demi menutupi aib mereka.

3. Namun, tirani ini memang tak mengenal batas, bahkan telah berani melecehkan akidahku melalui mulut-mulut kotor itu.

4. Ini saatnya untuk bangkit, menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, apapun resikonya. ***