Thoriq Alkatiri, Wasit Muda Berprestasi Asal Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tahukah anda dengan wasit yang satu ini? Wasit yang berasal dari Purwakarta, Thoriq Alkatiri selalu menjadi langganan dalam ajang-ajang sepak bola bergengsi di Tanah Air, tak terkecuali ajang Piala Presiden 2018.

Tak hanya dipercaya untuk menjadi wasit di ajang pembuka Piala Presiden kali ini, namun juga di laga final. Berikut di bawah ini adalah fakta menarik tentang wasit berumur 29 tahun ini, diantaranya:

Wasit Muda Berprestasi

Thoriq Alkatiri mengawali karirnya di dunia sepak bola bukanlah sebagai wasit. Pria keturunan Arab ini pernah mewakili Purwakarta di Pialan Suratin U-17.

Karena cedera, pria kelahiran 1988 ini, memilih untuk menjadi wasit, dan memulai kursus sebagai pelatih sejak tahun 2006.

Thoriq memimpin pertandingan sebagai wasit di divisi utama Liga Indonesia sejak tahun 2012. Artinya, usianya saat itu baru 24 tahun dan menjadi wasit termuda di antara wasit-wasit lain di divisi utama Liga Indonesia.

Baca Juga:  Tutup TMMD, Pangdam Siliwangi Ajak Masyarakat Pelihara Warisan Budaya Bangsa Ini

Pada tahun 2013, Alkatiri dinobatkan sebagai wasit terbaik kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013/2014 edisi Februari versi Komite Media PSSI, seperti dikutip Antaranews.com.

Memiliki Sertifikasi FIFA

Wasit muda asal Purwakarta yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai wasit terbaik dalam ajang Piala Jenderal Sudirman ini, berhasil mendapatkan sertifikat FIFA pada tahun 2014.

Artinya, pria lulusan Universitas Pendidikan Indonesia ini, sudah berhak memimpin laga-laga internasional seperti The Asian Football Confederation (AFC) bila lolos dalam kualifikasi yang ditentukan FIFA.

Sekilas tentang Marga Alkatiri

Alkatiri merupakan salah satu marga Arab Yaman. Dalam bahasa Arab, Alkatiri ditulis dengan al-katsiri.

Baca Juga:  Menhub Prediksi Puncak Arus Balik Terjadi Pada 6-8 Mei 2022

Marga ini merujuk pada salah satu tokoh pembesarnya, yaitu Katsir bin Malik. Agar dalam bahasa Indonesia lebih mudah diucapkan, maka berubah menjadi katir, bukan katsir.

Marga Katsir merupakan penduduk asli Yaman yang bukan berasal dari keturunan Rasulullah Saw. Sementara marga seperti al-Kaf, al-Habsyi, al-Atas, dsb, itu merupakan marga Arab yang nasabnya bersambung pada Nabi Saw.

Mendapatkan Hadiah

Pria yang baru berumah tangga pada tahun 2014 ini, mendapatkan hadiah sebesar seratus juta rupiah karena menjadi wasit terbaik pada Piala Jenderal Sudirman 2016.

Ini artinya, Alkatiri telah mendapat dua penghargaan sebagai wasit terbaik, sekaligus wasit termuda.

Selain Alkatiri, pemain terbaik dan top skor pada Piala Jenderal Sudirman ini diraih dua pemain asal Mitra Kukar, Yanto Basna, dan Patrick Dos Santos Cruz, pemain berkewarganegaraan Brazil. Keduanya juga mendapatkan hadiah yang sama dengan Alkatiri.

Baca Juga:  HPN 2021 Digelar Tahun 2022, Provinsi Sultra Tetap Tuan Rumah

Langganan Jadi Wasita Ajang Penting

Walaupun usianya muda, namun jam terbang Thoriq di ajang-ajang sepakbola bergengsi di Tanah Air, lebih banyak dibanding wasit-wasit yang lain. Ketegasan dan integritasnya dalam memimpin di lapangan, membuatnya dipercaya.

Selain di ajang Piala Presiden 2018, ia pernah mendapat sorotan dan simpati publik pada saat memimpin Piala Jenderal Sudirman beberapa tahun lalu. Ini tentu saja karena prestasinya dalam memimpin di lapangan hijau.

Itulah tadi beberapa fakta menarik mengenai Thoriq Alkatiri. Semoga ulasan di atas dapat menginspirasi anda, khususnya warga Purwakarta. (Fin)

Sumber berita ini diambil dari datdut.com

Jabarnews | Berita Jawa Barat