Ditambahkannya, jemaah yang kelelahan dan dehidrasi harus diantisipasi sehingga tidak makin banyak yang berjatuhan di sepanjang jamarat. Apalagi tahun ini tidak boleh ada kendaraan masuk jumarat dan tidak boleh ada kursi roda kosong yang masuk.
“Pertolongan cepat hanya bisa dilakukan tim mobile EMT yang bergerak bergelombang,” urainya melansir dari pmjnews.com.
“Kita tambah 20 orang yang bergerak masuk setengah jam ke terowongan untuk menyisir jemaah yang kelelahan,” sambungnya.
Diingatkan Budi, ketua kloter dan rombongan untuk terus memberikan edukasi ke jemaah supaya lempar jumrahnya dibadalkan bila kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk lempar jumrah sendiri. Terutama bagi mereka yang lansia dan memiliki komorbid. (Red)