Secara rinci, pembiayaan utang ini terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto senilai Rp 181,4 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp 17,4 triliun.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa alokasi penerbitan SBN neto pada tahun ini sebesar Rp 712,9 triliun. Namun, hingga saat ini, hanya 25,4 persen dari total SBN neto yang terealisasi.
Turunnya penerbitan SBN neto juga mencapai angka yang signifikan, yaitu turun sebesar 61,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penerbitan SBN neto pada tahun lalu adalah sebesar Rp 470,9 triliun. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News