Sang menteri pun menyampaikan rasa permohonan maafnya atas kondisi yang kurang menyenangkan tersebut, hingga ia memberanikan diri dalam menyampaikan ke publik.
“Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini,” aku sang menteri.
Namun demikian ia mengatakan bahwa ketersediaan gandum sebenarnya mencukupi, tetapi karena adsnya konflik global menjadikan adanya masalah pada rantai pasok hingga mengakibatkan harga gandum melonjak.
“Ada gandumnya tetapi harganya akan mahak banget, sementara kita impor terus ini,” imbuhnya.
Sang Menteri pun mengajak masyarakat khususnya para petani di Indonesia untuk dapat terus menguatkan produktivitas pertanian guna menghindari ketergantungan dari negara lain.(Dodi)