“Situasi ini menggambarkan jika popularitas tidak menjamin keterpilihan seseorang, karena tokoh populer terbukti miliki tingkat ketidaksukaan publik cukup tinggi. Sementara elektabilitas lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat kesukaan. Membaca data ini, bukan tidak mungkin tokoh kelas tengah kian mengejar ketertinggalan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dedi menuturkan jika lima nama tokoh teratas paling disukai publik lebih banyak berasal dari kalangan yang tidak tidak diunggulkan dalam keterusungan Parpol dalam wacana pencapresan.
Secara berurutan tokoh paling disukai publik adalah Sandiaga Uno mencapai 89.3 persen, Dedi Mulyadi 88.6 persen, Ridwan Kamil 86.4 persen, Ganjar Pranowo 84.0 persen, dan Zulkifli Hasan 82.7 persen.
Survei IPO dilakukan pada 15-22 Februari 2022, dengan metode wawancara kepada 1220 responden yang tersebar proporsional skala nasional. Memiliki perhitungan toleransi kesalahan (margin of error) 2.90 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. (Red)