JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) berharap industri jasa keuangan, khususnya yang ada di Jawa Barat berperan dalam mengembangkan sektor riil.
“Kita ingin terus mengembangkan keuangan kita, jasa keuangan kita dalam rangka mengokohkan sektor riil yang menjadi ujung tombak pertumbuhan perekonomian kita,” jelas Aher dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat di Intercontinental Hotel Bandung, Jl. Resor Dago Pakar Raya 2B, Resor Dago Pakar, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Selasa (23/1/2018).
Diungkapkannya, pada 2017 sektor industri jasa keuangan (IJK) di Jawa Barat tumbuh positif. Hal ini sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Jabar yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Aher juga sempat menyinggung Suku Bunga Bank Indonesia yang semakin rendah. Menurutnya suku bunga rendah ini harus bisa meningkatkan investasi. Karena bagi para nasabah atau investor suku bunga rendah akan mampu meningkatkan investasinya.
“Suku bunga rendah memicu investasi, memicu sektor riil semakin berkembang, sehingga pertumbuhan ekonomi itu hadir dari pertumbuhan produksi atau out put yang sangat baik. Dan itulah real perekonomian yang menjadi harapan kita bersama-sama,” kata Aher.
Selain itu, lanjut Aher, inflasi juga perlu dijaga dengan baik. Aher ingin inflasi rendah namun sebagai akibat dari outputatau pertumbuhan produksi yang baik, serta meningkatnya investasi.
“Karena inflasi rendah tidak boleh bergembira kalau akibat dari suku bunga tinggi dan investasi mandeg,” lanjut Aher.
Selain itu, lanjut Aher, pada saat bersamaan pihaknya berharap peran OJK semakin kokoh, semakin kuat untuk menyehatkan dan mengontrol industri keuangan.
“Tadi diungkapkan bahwa salah satu penyakit industri keuangan yang menggerogoti itu adalah investasi versi bodong. Ternyata masih laku ya, ada saja — baik investasi dalam industri jasa keuangan ataupun investasi industri jasa keuangan berorientasi ibadah. Harus hati-hati dan teliti,” imbau Aher.
Sementara itu Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Sarwono dalam laporannya menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat selama 2017 terjaga cukup baik, yaitu pada Triwulan III tahun 2017 tercatat 5,19%.
“Kondisi tersebut sejalan dengan kinerja industri jasa keuangan Jawa Barat yang cukup stabil dan mengalami pertumbuhan pada 2017,” katanya.
Sarwono mengatakan bahwa Industri Jasa Keuangan Jawa Barat 2018 memiliki peluang yang baik untuk terus tumbuh dan mendukung tercapainya perekonomian Jawa Barat yang lebih baik.
Diantaranya karena Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. termasuk suku bunga acuan yang cukup rendah, tingkat literasi dan inklusi keuangan yang akan terus ditingkatkan termasuk penetrasi pasar modal dan keberlanjutan program pembangunan infrastruktur Pemerintah Daerah.
“Termasuk juga penghimpunan sumber dana dari pasar modal seperti RDPT, DIRE, Obligasi Ritel, dan Obligasi Daerah, berkembangnya layanan Fintech, serta tahun politik dilaksanakannya 17 pilkada secara serentak,” katanya.
Diungkapkannya, IJK Jawa Barat memiliki optimisme dalam mengarungi 2018, tercermin dari target pertumbuhan aset, DPK, dan kredit baik BU dan BPR yang lebih tinggi dibanding realisasi 2017.
“Kantor Regional 2 Jawa Barat berkomitmen untuk terus mendorong agar IJK di Jawa Barat tidak hanya memiliki kinerja yang baik, tetapi dapat berperan lebih kontributif melalui perluasan akses keuangan bagi masyarakat,” katanya.
Laporan : Agus Hermawan