Banjir Kabupaten Bandung Tambah Parah, Jalan Utama Terputus

JABARNEWS | KAB. BANDUNG – Menyusul hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir, sejumlah ruas jalan utama di kawasan itu terputus karena tertutup banjir. Akibatnya, banyak kendaraan lebih memilih mencari jalan alternatif lain untuk menghindari banjir.

Sejumlah jalan di Kabupaten Bandung yang tergenang banjir pada Kamis (9/11/2018) malam di antaranya yaitu di Jalan Andir-Rancamanyar, Kecamatan Baleendah. Jalur itu terendam air setinggi satu meter.

Karena tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, warga harus menggunakan kendaraan tertentu seperti perahu atau keretek untuk melalui jalur itu.

Baca Juga:  RPJMD Kota Bandung, Satu Poin Raperda Dihapus

Jalur lain yang terkena banjir yaitu di Jalan Anggadireja, tepatnya di simpang Anggadireja-Jalan Siliwangi atau Kampung Cieunteung, Kecamatan Baleendah. Air banjir di jalur ini mencapai 40 centimeter. Kendaraan roda dua tidak bisa melintas di jaln ini.

Jalan terputus akibat banjir juga melanda sejumlah ruas jalan di Kecamatan Margahayu, Kamis malam. Di Jalan Raya Kopo Sayati misalnya, air setinggi 40 sentimeter sempat menggenang jalan tersebut. Akibatnya banyak kendaraan yang mogok karena memaksakan menembus banjir.

Baca Juga:  Hebat, Capaian Sentra Vaksinasi BPBD di Garut Melebihi Target

Selain itu, Jalan Muhammad Toha dan Cibaduyut juga terendam oleh banjir dan menyebabkan jalan terputus. Air setinggi 30 centimeter juga sempat menggenang di bawah jembatan tol Purbaleunyi.

Salah satu pengendara sepeda motor di Jalan Cibaduyut, Agus Sugianto (51), mengatakan, kondisi itu sangat menyulitkan dirinya yang setiap hari melewati jalur itu.

“Kalo begini terus mah, sulit atuh… Mana pemerintah? Kok setiap musim hujan, banjir selalu datang,” ujarnya.

Baca Juga:  Bima Arya Tunjukan Bus Trans Pakuan Pengganti Angkot di Kota Bogor, Begini Penampakannya

Pengendara lainnya, Wawan Setiawan (45), yang selalu melewati jalur Cibaduyut menuturkan, sangat kesal dengan kondisi itu.

“Mun banjir wae mah, beuki sangsara. Neangan duit hese, ek indit-inditan ge mani ripuh. Sok garawe atuh nu di luhur teh, ulah ukur ngomong wungkul. Leungitkeun banjir, (Kalau banjir terus, tambah sengsara. Mencari uang susah, mau bepergian pun sulit. Yang di atas cepat segera bekerja, jangan hanya bicara. Hilangkan banjir),” ujarnya ketus. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat