JABARNEWS | BANDUNG – Pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar atau masjid terapung di kawasan Gedebage hingga minggu ke-23 sejak dibangun pada awal Januari 2018 mencapai 40 persen. Masjid seluas 11.238 meter persegi dan luas plaza luar masjid 16.239 meter persegi itu ditargetkan rampung sesuai target pada Desember 2019.
Hal itu dikatakan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan usai meninjau langsung proyek pembangunan masjid terbesar di Jawa Barat ini, Minggu (03/06/2018).
“Tadi disebutkan sama teman-teman kontraktor pembangunan ada pada posisi on schedule. Ini pengerjaannya cepat ya karena kita memantau terus tidak ada minus, kalau hari ini harus 40 persen ya 40 persen jadi tiap harinya persentasenya tepat waktu,” kata Aher.
Ia pun optimistis, pembangunan tahap pertama atau hingga akhir Desember 2018 akan selesai 100 persen atau 60 persen dari total keseluruhan.
“Tahap pertama kan Insyaallah akan selesai 100 persen pada Desember 2018 atau 60 persen dari keseluruhan,” ujarnya.
Sisa pembangunan 40 persennya akan diselesaikan di tahun 2019 dan proyek akan kembali di tender. Aher meminta, untuk percepatan, proyek 2019 agar di tender di tahun 2018.
“Saya minta siapapun nanti pejabat yang bertugas untuk tender 2019 saya minta di tender di 2018 sehingga penyelesainnya bisa tepat waktu,” harapnya.
Aher meyakini, hadirnya Masjid Raya Al-Jabbar yang akan menjadi kebanggaan masyarakat Jabar ini akan digunakan untuk kepentingan dan penghambaan kepada Allah SWT serta pembinaan masyarakat untuk lebih baik lagi.
“Insyaallah masyarakat Jabar sudah bisa melihat masjid ini atau sidah kelihatan bentuknya pada Desember 2018,” ucapnya.
Pihak kontraktor Wika Gedung memaparkan proyek Mesjid yang menelan biaya Rp 511 miliar tersebut sudah memasuki tahap pembesian dimana pengecoran fondasi utama ditarget selesai pekan ini.
“Ada pemasangan 100 titik pancang namun sementara kita hentikan karena tengah melakukan pengecoran. Ini tidak boleh ada getaran,” tuturnya.
Kontraktor juga memasang tower crane guna memudahkan lalu lintas perpindahan material, rencananya dua tower crane akan dipasang kembali guna makin mempercepat pekerjaan fisik.
Kolam Retensi
Selain pembangunan masjid, di lokasi yang sama juga akan dibangun kolam retensi yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Aher mengatakan dua proyek ini menjadi konsentrasi Pemprov Jabar mengingat anggaran yang dialokasikan sangat tinggi.
“Kita pantau percepatannya di lapangan mengingat ke depan dua proyek ini akan sangat bermanfaat bagi Jawa Barat,” kata Gubernur.
Kolam retensi senilai Rp 96 Miliar saat ini menunjukan kemajuan fisik cukup signifikan. Dari laporan pelaksana proyek sampai Mei 2018 realisasi fisik sudah mencapai 60% dari target 56%.
Pekerjaan kolam yang rencananya akan menjadi pengendali banjir di kawasan tersebut sekaligus penampangan Mesjid Raya Al Jabbar tersebut saat ini menurut Aher tengah dikebut lewat penambahan jam kerja.
“Pengerjaannya dilakukan dari berbagai sisi, Alhamdulillah cuaca saat ini sangat mendukung,” paparnya.
Namun masih ada sekitar 11 bidang lahan dengan luas kurang lebih 4 hektar di lokasi proyek yang saat ini belum dibebaskan. Ia mengaku pihaknya sudah menyiapkan anggaran sementara pihak Kecamatan Gedebage dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) menuntaskan administrasi pembebasan lahan.
“Targetnya urusan lahan ini bisa selesai bulan ini juga. Tugas kami mendorong pihak BPN dengan data-data pendukung salah satunya salinan surat tembusan permohonan penetapan lokasi kolam retensi Gedebage,” jelasnya.
Dengan kondisi positif ini Aher memastikan proyek yang akan menampung 210.000 meter kubik air ini bisa dituntaskan sesuai jadwal yakni Desember 2018.
“Ada sedikit kendala di lahan tapi kita pasti akan terselesaikan, dananya ada di Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang,” ujarnya.
Di tempat yang sama Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M Guntoro mengatakan proyek yang ditangani pihaknya bekerjasama dengan BBWS Citarum menunjukan perkembangan positif dan diharapkan tuntas akhir tahun. “Mudah-mudahan akhir Desember, kolam dan mesjid tuntas bersama-sama,” katanya.
Pada 2018 ini pihaknya sudah menganggarkan Rp100 miliar untuk pembebasan lahan. Namun karena masih ada kebutuhan sisa lahan di proyek kolam retensi dan mesjid terapung maka pihaknya akan menganggarkan di APBD Perubahan 2018.
“Anggaran untuk lahan kurangnya sekitar Rp 33 miliar, nanti akan dianggarkan di perubahan,” ujarnya. (Wan)
Jabarnews | Berita Jawa Barat